Batu Nan Limo, Pondok Pesantren Ma'arif Assa'adiyah melaksanakan peresmikan berdirinya gedung baru dua lantai pada Kamis, 19 September 2024.
Gedung yang terletak di bagian barat gedung utama tersebut diharapkan dapat meningkatkan fasilitas yang menopang kegiatan belajar mengajar.
Acara peresmian ini dihadiri langsung oleh pimpinan pesantren, pimpinan madrasah, serta seluruh dewan guru Ponpes Ma'arif Assa'adiyah.
Gedung dua lantai ini sendiri diketahui telah digunakan oleh sejumlah santri dalam pemanfaatannya.
Lantai pertama gedung saat ini telah diisi oleh santri baru sebagai asrama dan kegiatan belajar malam.
Adapun untuk gedung lantai dua, direncakan untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan, ruang rapat, serta tempat peristirahatan bagi wali murid saat berkunjung.
Selain peresmian gedung baru, acara ini juga diisi dengan rapat kerja guru dalam upaya meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia.
Ustadz Irfan, salah satu pembicara dalam forum Raker menyebut, pentingnya menyelaraskan kebutuhan pendidikan dengan berbagai inovasi yang sejalan dengan zaman.
"Terkadang sebuah kemunduran yang kita alami bukan karena kita melakukan kesalahan, melainkan karena kita tetap diam di tempat sedangkan orang lain telah melakukan berbagai inisiatif dan inovasi yang diterima baik oleh zaman," ungkapnya.
Oleh karena itu, rapat kerja dalam meningkatkan mutu dan sumber daya manusia ini diharapkan mampu menjawab tantangan pendidikan, utamanya dalam masalah kenyamanan santri dalam proses belajar.
Dalam rapat kerja ini juga, disosialisakan terkait adanya reward dan punishment bagi guru.
Hal ini dimaksudkan agar guru juga memiliki semangat dan berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
K.H. Sudirman Syair selaku pimpinan Ponpes menyampaikan pentingnya sikap kolaborasi antar guru sebagai bentuk kerjasama yang baik.
"Ada ungkapan 'Kun kal-yadaini, walaa takun kal-udzunaini' (jadilah kamu seperti dua tangan, dan jangan menjadi seperti dua telinga/red.), maksudnya apa? yaitu agar kita selalu bekerja sama seperti dua tangan yang saling melengkapi, tidak iri, dan tidak melakakukan pekerjaan karena ikut-ikutan dengan orang lain. berbeda seperti telinga yang mengerjakan hal-hal yang sama, saling rebutan pendengaran, dan iri kalau salah satunya diberi perhiasan," sebutnya.
Acara ini kemudian diakhiri dengan agenda makan bersama dan dilanjutkan solat zuhur berjama'ah bersama santri. (Akmal Barokah Al Husaini/ Humas)
0 Komentar